" Bukankah seluruh negeri ini terbuka untuk engkau ? Baiklah pisahkan dirimu dari padaku ; jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri ". (Kejadian 13:9)

Dalam keadaan seperti ini biasanya diperlukan penengah atau mediator yang mencoba untuk menyesuaikan dan menyelaraskan kepentingan semua pihak, sehingga semuanya merasa dihargai dan kepentingannya tetap dapat tercapai.

Lihat saja bagaimana Israel dan Palestina selama berpuluh-puluh tahun sejak Israel merdeka tahun 1968 sampai saat ini masih terus berkonflik dan tidak pernah ada perdamaian diantara mereka.
Setiap orang tentu pernah mengalami konflik dengan orang lain, besar ataupun kecil. Kunci untuk mengatasinya sebenarnya sederhana saja, yaitu mengalah, titik.
Jika salah satu pihak mau mengalah, maka konflik lebih mudah diselesaikan, seperti yang dilakukan Abraham ketika terjadi pertikaian antara gembala-gembalanya dengan gembala-gembala Lot.
Abraham dan Lot sama-sama memiliki ternak yang sangat banyak, hal ini menjadi sebuah masalah ketika keduanya kemudian berjalan bersama-sama dan tempat yang mereka tinggali tidak cukup luas bagi mereka berdua.
Yang dilakukan oleh Abraham, meskipun dalam hal ini ia adalah paman Lot, ia mau mengalah dan membiarkan Lot memilih tempat yang ia sukai terlebih dahulu, karena tindakannya itu Tuhan kemudian memberkati hidup Abraham dan keturunannya.
Diawal pekan ini sahabat, jika Anda ingin diberkati sama seperti Tuhan memberkati Abraham, belajarlah untuk mengalah. Meskipun Anda lebih senior atau lebih tinggi jabatannya, tidak ada salahnya jika Anda mengalah. Haleluyah...
(RAD PIJAR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar