MATA
( Roma 4 : 18-21 )
Ada pantun anak muda : " Darimana datangnya lintah dari sawah turun ke kali, darimana datangnya cinta dari mata turun ke hati ".
Pantun ini mengajarkan betapa pentingnya peranan mata, kalau kita salah mempergunakan mata maka kita akan masuk ke dalam suatu masalah besar. Karena apa yang kita lihat itu akan membentuk cara berpikir / pola pikir kita, apa yang ada di pikiran akan menentukan tindakan kita, jadi hati-hatilah dengan apa yang kita lihat.
Orang bisa bertindak salah karena berawal dengan apa yang di lihatnya.
Contoh :
- I Samuel 27 : 1-2, Daud bertindak salah, karena Daud berpikir apa yang terjadi di pikiran akibat apa yang di lihatnya. Apa yang di lihat Daud.?????.
- Kejadian 3 : 6, Hawa bertindak salah karena melalui apa yang di lihatnya.
Ada 3 hal yang membuat manusia menyalahkan dirinya sendiri, yaitu :
- Karena melihat penampilan (Jelek, pendek, fisiknya tidak lengkap)
- Karena melihat kemampuan (Bodoh, Sekolah tidak tamat, tidak berpendidikan)
- Karena melihat keberadaan (Materi, miskin, orang tua kaya)
Orang bisa jadi penjahat karena lewat apa yang di lihat, contoh :
Orang merampok karena melihat ada kesempatan (tempat sunyi, dompet yang kelihatan), seperti yang pernah kita dengar dari bang napi : " Kejahatan bisa terjadi bukan karena ada niat saja, tapi juga karena ada kesempatan, waspadalah...waspadalah ".
Roma 4 : 21, Mengajarkan agar lebih melihat janji Tuhan daripada fakta.
Yang perlu diperhatikan dan dipahami, bahwa manusia tidak saja hanya memiliki Mata fisik/Jasmani tapi ada Mata lain yaitu Mata Rohani/Iman.
Pertanyaannya : Mata yang mana lebih banyak kita pergunakan ketika masalah datang ???
Ayat ini menjelaskan, bagaimana Abraham tetap berharap dan percaya kepada janji Tuhan, sampai Tuhan menggenapi janji-Nya.
Secara fakta Abraham melihat bahwa, tidak mungkin bisa memiliki anak / keturunan (Kej.17 :17 ; 18:11), Abraham sudah tua, impoten dan Sarah sudah tua juga dan mandul, ayat 18 : " Tidak ada dasar ".
Memang tidak ada dasar Abraham untuk berharap, tapi berharap juga dan percaya suatu saat akan mempunyai anak.
Apa yang menjadi dasar Abraham ?? Yaitu janji / perkataan Tuhan bukan fakta yang Abraham lihat, karena Abraham memiliki Mata Iman selain mata jasmani.
Apakah Mata Iman itu ??? Sanggup melihat jauh, sekalipun mata jasmani tidak bisa melihatnya. (Mata Iman dapat mengalahkan mata jasmani).
Contoh : Matius 14:26, Yesus berjalan di atas air, Yesus mengatasi hukum dunia / alam, hukum alam adalah benda yang jenisnya lebih berat dari air pasti akan tenggelam.
Jadi Abraham melihat secara Iman, bahwa Tuhan sanggup sekalipun secara jasmani tidak sanggup.
Dengan kata lain, Abraham fokus kepada perkataan Tuhan / janji daripada fokus kepada fakta yang ada.
Kalau kita terus fokus hanya kepada yang ada di dunia ini, pasti anda akan stress dan putus asa.
Kisah : Ada seorang bapa yang bunuh diri, gara-gara di PHK, selidik punya selidik apa yang menyebabkan bapa ini bunuh diri, karena bapa ini hanya melihat keadaan zaman sekarang, susahnya mendapat pekerjaan, sarjana banyak yang nganggur, dan banyak kesulitan yang lain yang menekan bapa ini.
Jadi itu yang membuatnya putus asa lalu bunuh diri, sungguh sangat di sayangkan padahal kalau saja ia mempunyai Mata Rohani dan percaya pada Tuhan, pasti ada jalan keluar..
Ada satu hal yang perlu diperhatikan, kita kehilangan pekerjaan, itu hanya pekerjaan kita yang hilang bukan tangan atau hidup kita yang hilang.
KESAKSIAN : Pdp.Harapan Panjaitan
Pada tahun 2002, saya menikah dengan seorang gadis yang bernama Romili boru Butar-butar, S.Pak. Awalnya istri saya bekerja, dia adalah seorang guru, tapi pada akhir tahun 2003, istri saya berhenti karena hamil, sedangkan saya adalah hamba Tuhan yang full timer melayani, kami memiliki kerinduan yaitu ingin mempunyai rumah, coba bayangkan keadaan kami waktu itu istri tidak bekerja saya seorang hamba Tuhan full timer, secara manusia tidak mungkin kami punya rumah...
Kabar sukacitanya adalah pada tanggal 10 Agustus 2004, Tuhan memberikan kami seorang anak laki-laki yang tampan dan kami beri nama Jose Manuel Rohan Panjaitan lahir secara operasi, jadi uang yang ada sedikit kami simpan habis untuk biaya rumah sakit dan persalinan anak kami.
Dalam kondisi denikian tidak mungkin bagi kami untuk berharap mempunyai rumah yang kami idamkan, dengan situasi seperti ini apakah kami lemah ??? TIDAK, kami telah berharap dan percaya kepada Yesus dan saya berkata kepada istri : " Mari kita ikuti teladan Iman Abraham, sekalipun tidak ada dasar untuk berhara, tetapi kita tetap berharap dan percaya saja.
Puji Tuhan 3 tahun kemudian, yaitu tepatnya tahun 2006 bulan Juni, Tuhan menjawab kerinduan kami, Yesus memberikan kami sebuah rumah melalui seseorang yang digerakkan hatinya oleh Tuhan.
Luas tanah 100 m2 dengan bangunan seluas 90 m2, bagi sebagian orang ukuran seperti itu kecil, tapi bagi kami ini adalah suatu yang luar biasa, bukan soal ukurannya tapi betapa besar Kasih-Nya pada kami, ini adalah istana bagi kami sekeluarga.
Dan pada tanggal 25 Oktober 2006 tahun itu juga lahirlah anak kami kedua seorang anak perempuan yang kami beri nama Claudya Rohan Panjaitan, kini kami hidup bahagia di rumah yang Tuhan beri dan juga kedua anak kami yang tampan dan cantik serta istri yang cantik dan takut akan Tuhan.
Biarlah melalui kesaksian kami ini, kita semua mendapat lawatan Tuhan dan dibangkitkan Iman, supaya tidak fokus kepada fakta, tapi fokus kepada Yesus.
Masih ada Harapan....serta jalan keluar...Harapan satu-satunya adalah YESUS yang sanggup memberikan solusi.
Shalom
(08121857961)